Kesadaran dan Komitmen Pemilih Perempuan
Oleh: Noorhalis Majid
Data pemilih antara laki-laki dan perempuan di Kalimantan Selatan, jumlahnya hampir seimbang, dari total pemilih 3.025.220, terdapat pemilih laki-laki 1.512.186 (49,99%) dan perempuan 1.513.034. (50.01%).
Secara sederhana, di luar budaya patriarki yang memberi pengaruh pada keputusan para pemilih perempuan, sebenarnya peluang caleg perempuan sangat besar terpilih, bila pemilih perempuan sedikit mau menoleh, dan memberi perhatian pada caleg perempuan, serta bersimpatik mendukungnya.
Apalagi jumlah caleg perempuan tidak banyak, rata-rata hanya 30%, sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan, itupun sulit bagi partai politik memenuhinya. Sebab, budaya patriarki tadi masih kuat membatasi kehadiran perempuan pada institusi politik.
Walau budaya patriarki dianggap jadul – masa lalu dan tidak aktul, namun pengaruhnya masih kuat. Berbagai argument pada waktunya akan muncul, seolah kembali aktual, bahkan tidak segan memakai dalil agama, dan pada akhirnya menghambat perempuan untuk terpilih.
Padahal, sudah khatam dalam kesadaran pemilih perempuan, agar lahir kebijakan yang berpihak pada perempuan, haruslah diperjuangkan oleh perempuan. Perempuan lebih mengetahui dan memahami kebijakan seperti apa yang berpihak tersebut.
Sayangnya, ketika berada pada bilik suara, tidak banyak perempuan yang memilih perempuan. Hasilnya, sedikit yang terpilih, bahkan sering kali kurang dari 30%.
Begitu juga dengan calon DPD RI, dari sederet nama calon laki-laki yang sudah sangat mapan, hanya ada dua nama perempuan. Mestinya, dengan gambaran jumlah pemilih perempuan dan konsisten memilih calon perempuan, salah satu atau keduanya pasti akan terpilih sebagai anggota DPD RI.
Kesadaran dan komitmen pemilih perempuan, dapat membuat pemilu menjadi lebih bermakna, bila pilihannya tertuju pada perempuan dan atau pada caleg yang peduli persoalan perempuan.