“Bank Indonesia Mendukung Pemulihan Ekonomi di Kalimantan Selatan”
BANJARMASIN – Guna mendukung pembangunan ekonomi di Kalimantan Selatan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan memperkuat perannya dalam memberikan advisory untuk pengembangan pertumbuhan ekonomi baru, antara lain melalui penyelenggaraan Seminar Internasional Strategi Pembangunan Hijau untuk Kalimantan Baru yang sejalan dengan arahan Presiden terkait strategi besar ekonomi Indonesia melalui hilirisasi dan ekonomi hijau.
“Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2022 yang tumbuh 5,59% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,81% (yoy). Kinerja ekonomi yang tetap kuat tersebut ditopang oleh berlanjutnya perbaikan permintaan domestik dan tetap tingginya kinerja ekspor,’’papar Kepala Perwakilan BI Kalsel Iman Subarkah saat pamit untuk pindah di Devisi Hukum BI Jakarta, di Banjarmasin, Rabu (07/12/2022).
Pada acara Bincang Media, Iman yang beru 10 bulan bertugas di Kalsel, untuk mendorong peningkatan kapasitas, perluasan akses pasar, promosi perdagangan dan investasi, serta menjadikan UMKM naik kelas, baik di nasional maupun internasional, Kantor Perwakilan BI Kalsel bersama Pemerintah Provinsi berkolaborasi menyelenggarakan Pagelaran UMKM Karya Kreatif Banua, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI) dan Program Akselerasi UMKM Berorientasi Ekspor (PAMOR) Borneo 2022 di Jakarta dan Jepang. GBBI diikuti oleh lebih dari 600 UMKM peserta expo dengan nilai transaksi lebih dari Rp 600 juta baik secara offline maupun online.
Sementara itu, nilai transaksi yang dihasilkan dari kegiatan Pamor Borneo baik di Jakarta dan Jepang mencapai Rp 8,14 miliar. Untuk mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan Syariah di Kalimantan Selatan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan menggelar “Festival Ekonomi Syariah Banua 2022” sebagai bagian dari Semarak Road to Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia 2022 dan melaksanakan pendampingan sertifikasi Halal kepada UMKM melalui koordinasi yang erat antar K/L.
Khusus untuk peningkatan aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat membawa konsekuensi terhadap inflasi. Inflasi Kalsel pada 2022 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 dan berada di atas rentang target 3% ± 1%.
Sehubungan dengan hal tersebut Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan senantiasa bersinergi dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam upaya menjaga kestabilan harga dengan menerapkan Strategi 4K, yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, serta Komunikasi yang Efektif.
Sedangkan untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah kenaikan harga pangan dan energi dunia, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan bersama dengan TPID se-Kalimantan Selatan menyatukan gerak langkah untuk mengendalikan inflasi, salah satunya melalui program unggulan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Bahkan, berbagai inisiatif yang dilakukan dalam payung GNPIP, antara lain Pasar Murah, Gerakan Menanam Cabai, Pengembangan Klaster Pangan, dan Optimalisasi Fasilitasi Distribusi Pangan, telah memberikan hasil positif, terutama dalam mengantisipasi dampak dari penyesuaian harga BBM pada Triwulan III 2022.
Dari sisi Sistem Pembayaran Tunai, guna menyediakan uang Rupiah Layak Edar dalam jumlah dan pecahan yang cukup kepada masyarakat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan bekerjasama dengan Perbankan di wilayah kerja Kalimantan Selatan menyelenggarakan kegiatan Layanan Kas Keliling Bersama (Kaliber) yang wilayah jangkauannya terus diperluas hingga daerah 3T (terdepan, terluar dan terpencil).
Dari sisi Sistem Pembayaran Non Tunai, Transaksi ATM Debet di Kalsel pada Oktober 2022 secara nominal mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,57%, secara volume juga mengalami peningkatan sebesar 1,04% dibandingkan bulan sebelumnya. Selanjutnya, pada transaksi kartu kredit pada bulan Oktober 2022 secara volume mengalami kenaikan sebesar 5,45% dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun dari data transaksi e-commerce di Kalsel pada Oktober 2022 mengalami kenaikan untuk nominal transaksi sebesar 0,13% dibandingkan bulan sebelumnya.
Sedangkan Transaksi Real-Time Gross Settlement (RTGS) di Kalsel pada Oktober 2022 secara volume mengalami peningkatan sebesar 4,01% dibandingkan bulan sebelumnya. Selanjutnya, transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada Oktober 2022, baik secara nominal maupun volume, juga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, masing-masing sebesar 2,83% dan 2,97%.
Sebagai bentuk nyata dalam mendorong ekonomi dan keuangan digital, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan kembali menggelar Festival ANTASARI (Akselerasi dan Transformasi Ekonomi Digital Terkini), launching program SIAP QRIS di tujuh Kabupaten/Kota, dan melalui forum TP2DD telah melakukan berbagai kegiatan workshop untuk mendorong peningkatan Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD) di Kalsel.
Pada posisi 1 November 2022, jumlah merchant QRIS di Kalsel sebesar 275.379 merchant, meningkat sebesar sebesar 58,61% dibandingkan posisi Desember 2021 yang tercatat sebesar 173.624 merchant dan di dominasi oleh kategori usaha mikro. Selanjutnya, untuk capaian jumlah pengguna QRIS di Kalsel pada Oktober 2022 mencapai 295.514 pengguna.
Berdasarkan rata-rata keseluruhan, IETPD di wilayah Kalimantan Selatan pada Semester I 2022 mencapai 76,9%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata Semester II 2021 sebesar 71,7%. Peningkatan tersebut didorong oleh implementasi kanal pembayaran digital pada transaksi Pemerintah Daerah khususnya penerimaan daerah yang telah memanfaatkan pembayaran QRIS, e-commerce, EDC, serta kanal pembayaran lainnya guna mendukung kemudahan masyarakat dalam bertansaksi dan meningkatkan kualitas pelayanan, serta mendukung transparansi transaksi keuangan sehingga pendapatan daerah akan lebih optimal.
Ditambahkan, BI pun berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dengan berbagai stakeholders dalam mendukung pemulihan ekonomi serta memfasilitasi akselerasi pertumbuhan ekonomi secara sehat dan berkesinambungan.
Rel